Harga jual produk merupakan salah satu bagian yang penting dalam dunia pemasaran atau marketing.
Cara menentukan harga jual produk pun tidak bisa dilakukan sembarangan karena bisa-bisa Anda akan mengalami kerugian.
Selain itu, penentuan harga yang kurang tepat juga bisa membuat produk tidak laku, terutama jika harga yang ditentukan terlalu mahal dari harga umum di pasaran.
Untuk itu, diperlukan riset sebelum menentukan harga produk yang tepat.
Bagaimana Cara Menentukan Harga Jual Produk yang Tepat?
Pemilik bisnis yang telah meraih kesuksesan tentu telah menggunakan teknik perhitungan tersendiri untuk menentukan harga jual produk yang diproduksinya.
Penentuan harga tersebut telah dihitung sesuai dengan modal dan juga pertimbangan kualitasnya.
Dengan begitu, mungkin Anda akan menjumpai suatu produk dengan harga selangit padahal terlihat biasa-biasa saja menurut Anda.
Seperti yang telah dibahas sebelumnya, harga produk yang salah dapat menimbulkan dua kemungkinan yang kedua-duanya adalah sebuah kerugian.
Adapun kedua kemungkinan jika harga terlalu mahal atau terlalu murah antara lain:
- Harga jual yang terlalu murah memang akan membuat produk cepat terjual, namun keuntungan yang didapatkan mungkin terlalu sedikit dari modal yang dikeluarkan atau bahkan memperoleh kerugian karena tidak bisa menutupi modal tersebut.
- Harga jual yang terlalu tinggi memang akan menghasilkan keuntungan yang besar, namun tentunya akan sulit terjual atau bahkan tidak laku sama sekali dibandingkan produk yang sama dengan harga yang lebih murah.
Agar kedua kemungkinan tersebut tidak terjadi, Anda harus menentukan harga jual produk secara tepat.
Terdapat beberapa cara yang bisa digunakan dalam menentukan harga jual produk, di antaranya:
1. Harga Markup
Markup bisa dibilang merupakan persentase dari biaya akuisisi produk.
Penghitungan markup dimaksudkan untuk memperoleh harga jual dari suatu produk dengan menambahkan beberapa persen harga beli bahan baku.
Lebih jelasnya, Anda perlu melakukan kalkulasi terlebih dahulu terhadap modal yang dikeluarkan, dengan begitu harga markup nantinya bisa diperoleh.
Setelah persentasi markup didapatkan, maka sebesar itulah keuntungan yang Anda raih dari produk yang dijual.
Lalu, bagaimana menggunakan harga markup ini?
Berikut rumus yang bisa Anda gunakan:
Harga Jual = Besaran Modal yang Dikeluarkan + (Besaran Modal yang Dikeluarkan x Markup)
Contoh perhitungan markup pada produk pakaian:
Misalnya, Anda ingin membuka usaha reseller baju dengan harga beli Rp80.000,00 per potongnya.
Anda ingin mengambil keuntungan sebesar 20% dari harga beli atau modal yang dikeluarkan untuk satu potong baju tersebut.
Lalu, berapakah harga jual yang tepat untuk satu potong baju tersebut?
Jawab:
Harga Jual = Besaran Modal yang Dikeluarkan + (Besaran Modal yang Dikeluarkan x Markup)
Harga Jual = Rp80.000,00 + (Rp80.000,00 x 20%)
= Rp80.000,00 + Rp16.000,00
= Rp96.000,00
Dari perhitungan di atas, Anda akan mendapatkan keuntungan sebesar Rp16.000,00 dari penjualan satu potong baju dengan harga Rp96.000,00.
2. Harga Margin
Bisa dibilang bahwa metode perhitungan harga jual dengan teknik markup adalah kebalikan dari teknik margin.
Dibandingkan dengan teknik markup, teknik margin ini lebih memfokuskan pada berapa besar keuntungan yang nantinya bisa didapatkan.
Oleh karena itu, dengan teknik ini Anda bisa memasukkan berapa kiranya harga jual sebuah produk untuk dapat memperkirakan keuntungannya.
Dengan menghitung keuntungan dari penjualan produk terlebih dahulu, Anda bisa memutuskan apakah harga tersebut terlalu tinggi, rendah, atau justru pas.
Rumus yang bisa Anda gunakan untuk menentukan nilai margin adalah:
Margin = (Harga Jual – Besarnya Modal yang Dikeluarkan) / Harga Jual
Contoh cara menentukan harga jual produk makanan dengan memakai rumus harga margin:
Misalnya Anda hendak menjual sebuah produk makanan berlabel A.
Untuk membuatnya, Anda membutuhkan modal sebesar Rp20.000,00 untuk membeli bahan dan alat yang diperlukan.
Anda ingin menjual produk tersebut seharga Rp50.000,00 untuk satu kemasan.
Dengan harga jual sebesar itu, berapakah keuntungan yang akan didapatkan?
Apakah harga jual terlalu tinggi, terlalu rendah, atau pas?
Jawab:
Margin = (Harga Jual – Besarnya Modal yang Dikeluarkan) / Harga Jual
Margin = (Rp50.000,00 – Rp20.000,00) / Rp50.000,00
= Rp30.000,00 / Rp50.000,00
= 60/100 = 60%
Berdasarkan perhitungan di atas, keuntungan yang akan Anda dapatkan adalah 60% dari modal awal.
Jika melihat pada profit normal, harga di atas terlalu tinggi karena melebihi 50% dari modal awal.
Untuk itu, lakukan perhitungan kembali dengan menurunkan harga jual hingga profit kurang dari atau sama dengan 50%.
Cara menentukan harga jual dengan teknik margin biasanya diaplikasikan pada barang dagangan yang diolah sendiri karena cukup sulit untuk menentukan modal awal untuk satu unitnya.
Selain itu, pertimbangan tenaga dan waktu juga membuat produk dihitung dengan teknik ini.
3. Harga Keystone
Penentuan harga jual dengan menggunakan metode keystone ini bisa dibilang yang paling mudah, namun juga sangat sulit.
Hal ini karena penentuan harga tersebut memerlukan pertimbangan akan kualitas produk dan kelayakannya sesuai standar.
Untuk itu, biasanya teknik keystone ini digunakan pada barang-barang kerajinan yang tidak bisa dijumpai di tempat lain dan kualitasnya juga bagus.
Cara menentukan harga jual produk kerajinan atau yang lainnya dengan memakai teknik keystone ini sangat mudah, Anda hanya harus menetapkan margin sebesar 100% untuk produk tersebut.
Misalnya, Anda memerlukan modal Rp20.000,00 untuk kerajinan yang dibuat.
Dengan menetapkan margin sebesar 100%, maka Anda harus menjual barang tersebut dengan harga jual sebesar Rp40.000,00.
Perhitungan harga jual dengan teknik keystone memang menimbulkan banyak kontroversi karena keuntungan yang diambil terlalu besar.
Meskipun begitu, masih banyak pembeli yang menerima teknik ini karena memang kualitas barang dan kelangkaannya bisa dijamin.
4. Harga yang Dianjurkan Pemilik Merek
Harga yang dianjurkan oleh pemilik merek atau Manufacturer Suggested Retail Price adalah harga jual yang memang sudah disarankan oleh produsen kepada pelanggannya.
Harga ini banyak dijumpai pada produk manufaktur seperti kendaraan bermotor.
Selain itu, harga ini bisa Anda jumpai pada beberapa produk yang memiliki label “harga eceran yang disetarakan”, seperti pada buku-buku dan majalah.
Meskipun beberapa produk telah dipasangi label tersebut, harganya bisa saja berbeda karena beberapa hal.
Permintaan pasar yang melonjak terhadap produk tersebut sedangkan ketersediaannya terbatas, maka bisa mengakibatkan kenaikan harga dari yang disarankan.
Sebaliknya, ketersediaan produk yang terlalu tinggi sedangkan permintaannya sedikit bisa saja menyebabkan harganya turun.
Para penjual juga kerap menurunkan harga karena produk termasuk barang tua yang sudah tidak lagi populer, seperti buku komik yang kemungkinan sudah berpuluh-puluh series.
Untuk menghindari kerugian, maka komik series awal biasanya akan dijual dengan harga yang lebih murah.
Memang tidak ada aturan yang mengatur secara khusus tentang harga anjuran pemilik merek tersebut.
Oleh karena itu, yang bisa dilakukan pembeli hanyalah mencari penjual yang berbeda untuk bisa membandingkan harga mana yang lebih murah jika memang harga anjuran telah dinaikkan.
5. Harga Berdasar Nilai
Value Based Pricing atau VBP merupakan penentuan harga jual dari suatu produk yang terbilang unik.
Hal ini karena penentuan harga jual melibatkan pelanggan dari produk tersebut.
Setiap pelanggan pasti memiliki ketentuan tersendiri dalam menentukan seberapa mahal suatu produk.
Untuk itu, biasanya produsen akan melakukan survei terhadap penilaian pelanggan terhadap produk yang akan dirilis.
Cara lain yang bisa digunakan adalah dengan menentukan harga yang tinggi secara langsung.
Oleh karena itu, produsen biasanya akan membuat produk yang berkualitas yang sedang populer namun dengan ketersediaan yang terbatas atau limited edition.
Dengan begitu, pembeli akan rela membeli barang dengan harga mahal karena alasan tersebut.
Teknik VBP tersebut sangat banyak digunakan sebagai cara menentukan harga jual produk pakaian dan produk fashion lain beberapa brand ternama yang memang sudah populer, sebut saja Gucci, Thom Browne, dan lain sebagainya.
Semakin langka suatu produk, maka harganya akan semakin tinggi, terutama jika kualitasnya memang terbaik di pasaran.
Untuk itu, biasanya produk-produk tersebut ditargetkan pada kalangan atas yang memang mampu membeli barang dengan harga tinggi.
Beberapa cara menentukan harga jual produk di atas bisa Anda pilih sesuai dengan jenis produk yang akan dijual dengan mempertimbangkan modal dan juga kualitas yang dimiliki produk tersebut.
Jangan lupa dibagikan ya!
Bagus ,saya sangat tertarik dengan usaha bisnis ini